Senin, 24 Maret 2014

Ibadah Prapaska III

Pada tanggal 23 Maret diadakan ibadah Prapaska III yang dilasanakan di 3 jam ibadah baik jam 06.00, 10.00 maupun 18.00.

Dalam ibadah Prapaska III juga panitia membuatkan meja informasi beserta dengan banner di meja informasi. Pantia juga menyiapkan meja untuk pembuatan origami dengan kali ini membuat bentuk ikan yang disesuaikan dengan bentuk ICHTUS yang biasanya ada pada setiap masa prapaska.

Terlihat di gambar-gambar di bawah ini bagaimana antusiasme para jemaat dalam memaknai prapaska dengan ikut mengambil bagian dalam membuat origami yang nantinya akan dipajang di gereja.










Continue Reading...

Jumat, 14 Maret 2014

Bendera ungu bergambar ikan



Salah satu ikon yang kerap terlihat di gereja-gerja pada masa pra-paska adalah bendera berwarna ungu bergambar ikan. 

Ikan adalah salah satu bentuk tanda gambar kesenian Kristen yang tertua, sebab aksara Yunani ichthus diterima sebagai akrostik untuk Iesous Christos Theou Huios Soter yang berarti Yesus Kristus Anak Allah Juruselamat. Murid-murid pertama Yesus berhubungan erat dengan ikan: Yesus memilih beberapa nelayan untuk menjadi murid-murid-Nya dan menyatakan bahwa Ia akan menjadikan mereka "penjala manusia" (Matius 4:18-19 ; Markus 1:16-17). 

Ikan merupakan suatu tanda sandi rahasia di kalangan orang Kristen mula-mula yang mengalami penganiayaan; sehingga untuk menandai diri mereka sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus dipergunakan lambang ikan ini dalam berkomunikasi dan identifikasi diri. 

Dikisahkan bahwa selama era pengejaran dan penyiksaan umat Kristiani di awal munculnya kekristenan dan berdirinya gereja, seorang pengikut Kristus yang bertemu dengan orang yang baru dikenalnya akan menggambar sebuah lengkungan sederhana di atas tanah. Apabila orang lain tersebut adalah juga seorang Kristiani maka ia akan melengkapi gambar tersebut menjadi seekor ikan dengan menggambar lengkungan kedua. Apabila orang lain tersebut ternyata bukan seorang Kristiani, maka ketidak-jelasan gambar sebuah lengkungan tidak akan menghubungkan orang yang pertama tersebut sebagai seorang pengikut Kristus.


(diolah dari berbagai sumber oleh R 6090 S)
Continue Reading...

Kok Perjamuan Kudus diadakan pada hari Minggu Paska?




Mengapa perjamuan kudus diadakan pada hari Minggu Paska? Mengapa Perjamuan Kudus tidak diadakan di Kamis Putih atau di Jumat Agung? Kok kita beda dengan gereja lain?

Pertanyaan ini tidak jarang disampaikan oleh orang-orang kepada kita, atau mungkin kita juga termasuk orang-orang yang menanyakan akan hal itu dan masih belum mendapatkan jawaban yang jelas sehingga masih bertanya-tanya. Mari kita baca penjelasan di bawah ini:

Setiap Minggu adalah perayaan paska. Kita merayakan Paska sebagai peringatan akan kebangkitan Kristus. Peringatan itu bukan hanya berlangsung tahunan, namun mingguan. Setiap hari minggu adalah perayaan "paska kecil". Itulah sebabnya orang Kristen menggeser ibadah dari Sabtu (sabat) menjadi hari Minggu. Pada setiap ibadah Minggu (paska kecil) umat Tuhan selalu mengadakan perjamuan kudus. Mengapa? Karena pada hari Paska itulah murid-murid bertemu dengan Yesus yang bangkit lalu mengikuti perjamuan bersama Yesus.

Coba kita tengok kembali peristiwa Paska. Ketika Yesus bangkit, tidak ada seorang muridpun yang bertemu dengan Yesus di kubur. Hanya para perempuan yang berziarah ke kubur Yesus yang bertemu dengan-Nya. Para murid masih bersembunyi di balik pintu-pintu yang terkunci karena ketakutan. Tuhan Yesus baru menampakan diri kepada mereka di saat senja, yang berawal dari perjalanan dua orang murid menuju Emaus (Lukas 24:13-35). Yesus berjalan bersama mereka, namun mereka tidak sadar siapa Yesus karena ada sesuatu yang menghalangi mereka ( ayat 16). Menjelang malam Yesus diundang untuk tinggal bersama-sama dengan mereka (ayat 29). Ketika makan bersama, Yesus duduk makan bersama mereka, mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka (ayat 30), saat itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia (ayat 31). Perjamuan ini menjadi puncak pertemuan mereka dengan Kristus yang bangkit. Berbeda dengan  Perjamuan Malam Terakhir yang suasananya suram (karena Yesus akan disalib), Perjamuan Paska ini adalah perjamuan kemenangan, karena Kristus telah bangkit dari maut.

Disini kita melihat bahwa sejak semula, perayaan Perjamuan Kudus selalu terkait erat dengan Paska. Kalau sampai hari ini banyak gereja merayakan perjamuan setiap minggu karena setiap hari Minggu dipandang sebagai "paska kecil". Dalam tradisi eukumenis, dari semua Perjamuan Kudus sepanjang tahun, Perjamuan Kudus pada Hari Paska justru menjadi Feast of Feasts atau Perjamuan terbesar dari semua perjamuan, karena Paska adalah hari iman terbesar bagi orang percaya.

Yang menarik sejak dulu tradisi gereja secara eukumenis tidak mengenal Perjamuan Kudus pada hari Jumat Agung! Kalaupun ada Perjamuan untuk memperingati kematian Kristus, diadakannya pada hari Kamis malam, bukan pada hari Jumat. Mengapa? Karena memang Yesus mengadakan perjauan terakhir pada malam sebelum Ia disalibkan. Jika kita berkata bahwa kita mengadakan Perjamuan Kudus di Jumat Agung dengan tujuan untuk memperingati Perjamuan Terakhir yang pernah Yesus adakan bersama kedua belas murid, maka penempatan di hari Jumat Agung tidak tepat. Mengapa baru diadakan hari Jumat? Bukankah pada hari Jumat Yesus sudah disalibkan? Bagaimana mungkin kita bisa makan dan minum pada saat memperingati kematian Sang Juruselamat? 

Jumat Agung sebagai momen pemeriksaan diri (Censura Morum). 
Jumat Agung adalah peringatan dan pengorbanan diri Yesus sebagai korban tebusan bagi dunia. Pada peringatan Jumat Agung kita kembali membaca dan mendengarkan kisah pergumulan Yesus di Taman Getsemani, penangkapan-Nya, pengadilan-Nya, sampai Ia disalibkan dan mati. Kisah yang menunjukkan betapa kasih Tuhan pada kita. Peristiwa ini menjadi saat yang tepat untuk membandingkan teladan Yesus dengan sikap hidup kita. saat yang tepat untuk pemeriksaan diri sebelum masuk dalam Perjamuan Kudus dimana kita merayakan kasih Tuhan dan kemenangan-Nya atas maut.

Sejarah dan perkembangan perayaan Perjamuan Kudus.
Di masa reformasi, ketika gereja Protestan muncul, para Reformator seperti Johanes Calvin menekankan perlunya mengadakan Perjamuan mingguan. Namun jemaat yang umumnya berasal dari gereja Roma Katolik itu segan ikut Perjamuan terlalu sering, karena masih memandang roti dan anggur Perjamuan begitu sakral. Akhirnya diputuskanlah untuk mengadakan perjamuan minimal empat kali setahun, dengan harapan seiring berlalunya waktu, frekuensi Perjamuan dapat ditambah. Tiga dari empat perjamuan itu ditetapkan untuk diadakan pada puncak perayaan Kristen, yaitu Natal, Paska dan Pentakosta.

Pada saat Belanda membawa masuk kekristenan ke Indonesia, peraturan ini juga diberlakukan di gereja-gereja di Indonesia. Tata Gereja Belanda 1619 yang dipakai di Indonesia memuat aturan sebagai berikut: Perjamuan Tuhan harus diadakan sedapat mungkin dua bulan sekali. Bila keadaan gereja memungkinkan, akan mendatangkan kebaikan jika Pejamuan diadakan pada hari Paska, Hari Pentakosta, dan Hari Natal. ("Tata Gereja Belanda, 1619, butir 63" dlm.ibid.,h.392.).

Entah sejak kapan dan mengapa Perjamuan Kudus Paska ini digeser menjadi Perjamuan Kudus pada Jumat Agung. Mungkin munculnya dari tradisi lain (sebagian kecil gereja Lutheran) yang diadopsi di Indonesia. Bisa juga karena pertimbangan praktis (misalnya: tidak mungkin mengadakan Perjamuan pada Kamis Putih). Namun sampai saat ini belum ada penjelasan yang tuntas akan hal ini. Yang jelas, tradisi penyelenggaraan Perjamuan Kudus pada hari Jumat Agung sebenarnya tidaklah tepat. Rasanya kita perlu mengembalikanya menjadi Perayaan Iman Terbesar, yaitu pada Hari Paska. Memang akan terasa aneh bagi kita yang telah menjalankan tradisi perjamuan Kudus di Jumat Agung selama puluhan tahun. Namun demikian jika kita hanya menjaga sebuah tradisi tersebut mengandung kesalahan yang besar, rasanya akan lebih arif jika kita mengubah tradisi itu dengan alasan yang benar dan bertanggungjawab. Dengan cara ini kita nantinya akan lebih dapat menghayati seluruh kalender Masa Raya Paska secara lebih utuh. 

Jika kita menengok makna Perjamuan Kudus, kita ikut Perjamuan bukan semata-mata untuk mengingat Kristus yang menderita dan mati, namun lebih lagi untuk mengucap syukur atas Kristus yang bangkit dari maut pada Paska Kemenangan.

Selamat melaksanakan Perjamuan Kudus. Tuhan memberkati persiapan kita







Continue Reading...

Segala sesuatu yang perlu diketahui tentang Masa Pra Paska



Apa itu masa prapaska?
Masa Pra Paska adalah masa 40 hari sebelum paska, yang digunakan gereja untuk mempersiapkan diri dalam merayakan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus pada hari minggu paska

Kapan masa prapaska dimulai?
Masa Prapaska dimulai pada hari Rabu Abu, yaitu hari di manaumat percaya menerima tanda salib dari abu di dahi. Masa Prapaska berakhir pada siang hari Sabtu Sunyi. Lima hari minggu prapaska tidak terhitung dalam masa 40 hari tersebut

Mengapa orang percaya membubuhi dahinya dengan tanda salib pada hari Rabu Abu?
Sebab menurut Alkitab tanda di dahi adalah lambang kepemilikan seseorang. Dengan tanda salib di dahinya melambangkan bahwa orang tersebut adalah milik Yesus Kristus, yang mati di kayu salib.
Tanda itu serupa dengan tanda rohani atau materai yang dimateraikan dalam Baptisan Kristiani yaitu ketika manusia dibebaskan dari perbudakan dosa, serta dijadikan hamba kebenaran (Roma 6:3-18) Tanda yang serupa dengan gambaran orang-rang benar di kitab Wahyu 7:3 "Janganlah merusak bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memateraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"

Mengapa diberi tanda dengan abu?
Abu juga melambangkan kematian yang mengingatkan kita kan ketidakabadian kita. Karenanya ketika imam dengan ibu jarinya membubuhkan abu di kening jemaat, ia akan mengatakan "Ingatlah manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu", seperti yang difirmankan Tuhan kepada Adam (Kej 3:19; Ayub 34:15; Mazmur 90:3; Mazmur 104:29; Pengkotbah 3:20). Perkataan tersebut diucapkan juga ketika dalam pemakaman, "Abu menjadi abu, debu menjadi debu", sesuai Firman Tuhan kepada Adam, dan sesuai dengan pengakuan Abraham "aku debu dan abu" (Kejadian 18:27). Demikianlah abu menjadi tanda ketidakabadian kita serta mengingatkan kita akan pentingnya bertobat sebelum hidup kita di dunia ini berakhir dan kita menghadap Sang Pencipta.

Berasal dari manakah Abu yang dipakai pada Rabu Abu?
Abu tersebut dibuat dengan membakar daun-daun palma yang berasal dari Hari Minggu Palma di tahun sebelumnya. Daun-daun palma tersebut kemudian diberkati oleh imam, abu yang telah diberkati telah digunakan dalam ritual keagamaan sejak jaman nabi Musa (Bilangan 19:9-10,17).

Mengapa daun-daun palma yang berasal dari Hari Minggu Palma tahun sebelumnya yang digunakan?

Sebab hari Minggu Palma adalah saat rakyat bersukacita menyambut Tuhan Yesus dan memasuki Yerusalem dengan jaya. Mereka menyambut kedatanganNya dengan melambaikan daun-daun palma. Sedikit diantara mereka yang menyadari bahwa Ia datang untuk wafat guna menebus dosa-dosa mereka. Dengan menggunakan daun-daun Minggu Palma, gereja hendak mengingatkan bahwa kita selayaknya tidak hanya bersukacita atas kedatangan Tuhan Yesus, tetapi juga menyesali kenyataan bahwa karena dosa-dosa kitalah maka Ia harus wafat bagi kita guna menyelamatkan kita dari api neraka.

Mengapa hari minggu tidak terhitung dalam 40 hari masa prapaska?

Sebab hari minggu adalah hari Kebangkitan Kristus, jadi hari minggu bukanlah saat yang tepat untuk berpuasa dan menyesali dosa-dosa kita. Pada hari Minggu kita wajib merayakan Kebangkitan Kristus demi keselamatan kita. Pada hari Jumat-lah kita mengenang wafat-Nya demi menebus dosa-dosa kita. Setiap Hari Minggu sepanjang tahun adalah hari-hari pesta dan hari jumat sepanjang tahun adalah hari-hari tobat.

Mengapa Prapaska berlangsung selama 40 hari lamanya?

Sebab 40 hari adalah angka yang diyakini dalam Kitab Suci sebagai waktu untuk pendisiplinan diri, penyembahan serta persiapan. Musa tinggal di gunung Allah selama 40 hari (Keluaran 24:18; 34:28), Elia berkelana selama 40 hari sebelum ia tiba di gua di mana ia mendapat penglihatan (1 Raja-raja 19:8), Niniwe diberi waktu selama 40 hari untuk bertobat ((Yunus 3:4), dan yang terutama, sebelum memulai karya pewartaan-Nya, Yesus melewatkan 40 hari di padang gurun untuk berdoa dan berpuasa (Matius 4:2).
Karena masa prapaska adalah masa untuk berdoa dan berpuasa, maka selayaknyalah kita meneladani Tuhan dengan masa 40 hari lamanya. Kristus menghabiskan 40 hari dengan berdoa dan berpuasa untuk mempersiapkan karya pewartaan-Nya, yang mencapai puncaknya dengan wafat serta kebangkitan-Nya, jadi selayaknyalah kita meneladaniNya dengan masa 40 hari berdoa dan berpuasa untuk mempersiapkan perayaan puncak karya pewartaan-Nya, yaitu Jumat Agung (penyaliban-Nya) dan Minggu Paska (kebangkitan-Nya).

Kegiatan apa sajakah yang cocok dilakukan pada hari hari biasa sepanjang masa prapaska?
Menyangkal diri dari sesuatu yang kita sukai selama masa prapaska, melakukan tindakan berderma bagi sesama, berdoa dan berpuasa

Mengapa sikap tobat amat tepat dilakukan pada masa prapaska?

Karena masa prapaska berpuncak pada peringatan wafatnya Tuhan kita demi menebus dosa-dosa kita dan perayaan kebangkitan-Nya demi keselamatan kita. Oleh sebab itu amatlah tepat untuk menyesali dosa-dosa kita yang menyebabkan kematian-Nya. Manusia mempunyai pembawaan kejiwaan untuk berdukacita atas peristiwa-peristiwa yang menyedihkan, dan dosa-dosa kita adalah peristiwa-peristiwa yang paling menyedihkan. Karena sifat manusia yang lemah, manusia juga memerlukan waktu yang tetap untuk melakukan kegiatan tertentu - itulah sebabnya kita menetapkan hari Minggu sebagai sebagai waktu yang dikhususkan untuk beristirahat dan beribadah, karena jika tidak, kemungkinan besar kita akan lupa untuk meluangkan cukup waktu untuk beristirahat serta beribadah - karenanya sangatlah tepat untuk memiliki waktu tetap untuk bertobat. Masa prapaska adalah salah satu dari waktu-waktu yang ditetapkan tersebut.

Apakah kebiasaan menyangkal dari dari hal-hal tertentu selama masa prapaska itu wajib?
Tidak, namun demikian kebiasaan itu adalah kebiasaan yang baik serta bermanfaat.

Karena hari Minggu tidak terhitung dalam 40 hari masa prapaska, apakah kebiasaan menyangkal diri dari hal-hal tertentu juga berlaku?

Biasanya tidak. Tetapi, karena menyangkal diri dari hal-hal tertentu bermula dari sesuatu yang sifatnya sukarela, maka tidak ada aturan yang baku dan resmi mengenai hal ini. Namun demikian, karena hari Minggu adalah perayaan. lebih tepat untuk menunda penyangkalan diri tersebut pada hari Minggu. Dengan iman dan tidak dengan berhura-hura, kita merayakan hari kebangkitan Tuhan kita, sehingga hari itu dan peristiwa itu dapat dibedakan dengan hari-hari lain sepanjang masa prapaska dan dari pesta-pesta lainnya. Perbedaan yang mencolok ini memperdalam makna rohani yang diajarkan sepanjang masa prapaska

Selain hari Rabu Abu yang menandai dimulainya masa prapaska, adakah perayaan-perayaan pentingnya dalam masa prapaska?
Hari-hari Minggu dalam masa prapaska kita menganangkan peristiwa-peristiwa penting dalam hidup Tuhan Yesus, seperti transfigurasi-Nya dan Yesus memasuki Yerusalem dengan jaya pada hari Minggu Palma yang menjadi tanda dimulainya pekan suci. Sedangkan pekan suci mencapai puncaknya pada hari Kamis Putih - dimana Yesus mengadakan perjamuan, Jumat Agung - dimana Yesus disallibkan, dan Sabtu Sunyi - hari terakhir dalam masa prapaska dimana Yesus terbaring di makam sebelum kebangkitan-Nya pada hari Minggu Paska, yaitu hari pertama sesudah masa prapaska.













Continue Reading...

Jumat, 07 Maret 2014

Puasa Paska


Dalam masa waktu Pra-Paska, umat Kristen melakukan tiga bentuk pelatihan spiritualitas Pra-Paska yaitu; berdoa–berpuasa–berderma. Doa adalah tindakan menghubungkan diri dengan Tuhan. Doa dalam tindakan kesadaran mencakup pengucapan syukur, pengakuan dosa, syafaat, permohonan.
Puasa berasal dari dua kata dalam bahasa Sansekerta; upa dan wasa. Upa, semacam perfiks yang berarti dekat. Wasa berarti Yang Maha Kuasa. Jadi Upa-Wasa atau ”puasa” dapat diartikan mendekatkan diri dengan Tuhan atau mengarahkan diri kepada Tuhan. Salah satu wujud tindakan berpuasa adalah tidak makan dan minum ataupun mengendalikan diri dari suatu laku atas hal tertentu, misalkan; berpantang merokok, dlsb. Dalam kekristenan, puasa dilakukan bukan hanya sekedar bertujuan diet untuk melangsingkan tubuh ataupun detoksifikasi, juga bukan hanya sekedar berpantang. Diet dan berpuasa itu dua hal yang berbeda. Diet hanya pengendalian jasmani lahiriah saja, sedangkan puasa adalah olah spiritual bagi “Jiwa dan Raga”. Jadi puasa bukan hanya sekedar pemaknaan agar menahan diri dari makan dan minum ataupun berpantang sesuatu hal tertentu saja, melainkan sikap memusatkan jiwa dan raga dalam perhatian yang tertuju kepada Allah. Dalam kekristenan, puasa dilakukan secara sukarela, baik secara komunal maupun personal. Salah satu tujuan hikmat berpuasa dimasa Pra-Paska adalah membarui sikap iman melalui pelatihan spiritualitas Pra-Paska. Puasa dengan segala tata caranya bertujuan mengarahkan sikap laku diri kepada Allah. Dalam bentuk konkret dari kehidupan doa dan puasa pada kenyataannya terwujud laku derma




Seorang filsuf dan apologis: Aristides dari Athena (±140) menuliskan tentang sikap yang baik bagi seorang Kristen: ”Jikalau terdapat orang miskin atau orang kekurangan di antara kamu dan jika kamu tidak mempunyai makanan sama sekali, maka kamu dapat berpuasa selama dua tiga hari agar dapat memberikan makanan kepada mereka yang membutuhkan”.
Dalam masa Pra-Paska diharapkan kita juga dapat melakukan Aksi Puasa Paska. Menyisihkan sebagian dari berkat Tuhan yang kita terima untuk kita kumpulkan bersama. Hasil dari pengumpulan Aksi Puasa Paska selanjutnya akan disalurkan oleh Majelis Jemaat GKI Depok dalam bentuk Aksi Peduli Sosial kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Selamat menjalani olah laku spiritualitas Pra-Paska. 






Continue Reading...

Kamis, 06 Maret 2014

Pembuatan dekorasi origami tempat telur paskah bekerja sama dengan Komisi Usia Lanjut

Pada hari Kamis pagi, 6 Maret 2014 dilanjutkan pembuatan origami, yang kali ini dihadiri oleh para lansia, yang kebetulan pada hari yang bersamaan diadakan ibadah Komisi Usia Lanjut, sehingga setelah selesai ibadah para lansia langsung ambil bagian dalam pembuatan origami untuk tempat telur paskah.
Semoga kegiatan ini bisa terus dijalankan dengan melibatkan lebih banyak unsur jemaat kita.

Di bawah ini adalah gambar dari kegiatan membuat origami untuk tempat telur paskah:









Continue Reading...

Ibadah Rabu Abu

Ibadah rabu abu dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Maret 2014 mulai pukul 19.30 WIB.
Sebelum ibadah kita menjumpai seorang pemuda yang melakukan aksi teartikal di depan pintu masuk gereja dengan menaburkan abu di tubuhnya yang melambangkan bahwa kita berasal dari debu dan akan kembali lagi menjadi debu, oleh karena itu kita harus bertobat dari segala dosa kita

Ketika kita memasuki gereja kita mendapati suasana yang sunyi dengan lampu yang tidak dinyalakan semua alias temaram.Ketika prosesi masuk diawali dengan suara lonceng 12 kali.

Dalam kotbah rabu abu yang dibawakan oleh Pendeta Daniel Budiman mrenceritakan tentang karya penebusan Tuhan bagi manusia yang dijelraskanr dari video clip yang menceritakan orang tua yang bekerja sebagai penjaga palang pintu kereta di mana dihadapkan pada 2 pilihan, yaitu menyelematkan anaknya yang jatuh di perlintasan pintu dan mengorbankan ribuan penumpang kereta atau menyelamatkan ribuan penumpang kereta dan mengorbankan anaknya sendiri. Orang tua itu memilih pilihan ke dua sambil menangisi kepergian anaknya secara tragis di rel kereta tanpa diketahui oleh semua penumpang kereta. Kita adalah gambaran dari penupang kereta itu dan Tuhan adalah gambaran dari bapak tua penjaga pintu kereta yang mengorbankan anaknya untuk keselamatan semua orang. Biarlah melalui ibadah rabu abu ini kita bisa memaknai betapa pentingnya untuk berterima kasih atas karya penebusan Tuhan di kayu salib dengan cara bertobat dan hidup menurut firmanNya. Setelah kotbah maka pendeta menerakan abu di dahi sebagian penatua lalu dilanjutkan penatua menerakan dahi ke jemaat dan selanjuntya sampai semua menerima peneraan abu di dahi yang melambangkan bahwa kita mau bertobat, menyesali atas dosa-dosa yang telah kita perbuat dan mohon ampun kepada Tuhan.

Ibadah rabu abu kali ini dihadiri oleh 200-an jemaat dan simpatisan, suatu jumlah yang jauh lebih banyak dibanding yang hadir di tahun-tahun sebelumnya. Semoga di tahun yang akan datang banyak jemaat bisa ikut aktif dalam setiap rangkaian kegiatan pra paska dan dapat berkat dari pemaknaan yang benar akan kegiatan-kegiatan masa pra paska ini.


Peneraan abu di dahi

Aksi teatrikal menaburkan abu di tubuh

Peneraan abu di dahi





Continue Reading...

Selasa, 04 Maret 2014

Persiapan Ibadah Rabu Abu

Pada hari selasa malam, 4 Maret 2014 diadakan persiapan menjelang ibadah Rabu abu. Persiapan meliputi dekorasi, perlengkapan dan yang terutama adalah detail jalannya ibadah nanti. Selain persiapan diatas juga diadakan Gladi Resik ibadah yang dilakukan oleh Majelis Jemaat bersama dengan panitia. Persiapan ini berlangsung dari jam 20.30 - 22.30. Semoga ibadah rabu abu besok dapat berjalan dengan lancar.







Continue Reading...

Pembuatan Dekorasi Origami tempat telur paskah

Pembuatan origami dekorasi tempat telur paskah sudah dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Maret 2014 mulai jam 16.00 - 18.00. Seperti diketahui pada paskah nanti akan dibuat telur paskah dan juga tempat telur paskah yang dibuat dari origamiyang berasal dari kertas bekas.








Continue Reading...

Dekorasi Telur Paskah

Untuk paska tahun ini Panita Masa Raya Paska dengan partisipasi jemaat akan membuatkan dekorasi tempat telur paskah dalam bentuk Origami yang terbuat dari kertas majalah bekas dan juga shredded paper atau kertas bekas yang sudah dihancurkan dari mesin penghancur kertas.

Di bawah ini adalah beberapa gambar cara melipat kertas:




Panitia Masa Raya Paska 2014 mengundang partisipasi dari jemaat yang mau belajar untuk membuat Origami tmepat telur paskah silahkan hadir di gereja hari ini mulai jam 16.00 di Ruang Ruth GKID sambil membawa gunting. Panitia sudah menyediakan bahan berupa kertas majalah.


Continue Reading...

Minggu, 02 Maret 2014

Pemasangan spanduk dan papan informasi rangkaian Masa Raya Paska

Pada hari Sabtu, 1 Maret 2014 Sie Publikasi dan Dokumentasi dibantu dengan Sie Perlengkapan memasang Papan dan Spanduk yang berisi Rangkaian Kegiatan Masa Raya Paska.
Papan informasi kegiatan dipasang di depan pintu masuk utama, Papan rangkaian kegiatan dipasang di bawa Gedung Seba Guna, dan Spanduk Masa Raya Paska dipasang di dalam gereja disamping salib..

Spanduk Masa Raya Paska di dalam gereja

Spanduk di dalam gereja



Papan informasi rangkaian kegiatan Masa Raya Paska di depan pintu masuk gereja






Papan rangkaian kegiatan di bawah Gedung Serba Guna

Continue Reading...

Pengisian Kuesioner Masa Raya Paska

Pada ibadah hari minggu, 23 Februari 2014 diadakan pendistribusian Kuesioner kegiatan Masa Raya Paska kepada jemaat untuk diisi. Adapun kuesioner ini berisi tentang apa yang jemaat dan simpatisan ketahui seputar kegiatan-kegiatan masa saya paska berdasarkan tahun-tahun sebelumnya. Sejauh mana mereka pernah mengikuti rangkaian kegiatan Masa Raya Paska dan apa yang mereka rasakan ketika mengikuti rangkaian kegiatan tersebut.

Pendistribusian dan pengisian Kuesioner dilaksanakan dalam 3 jam ibadah hari minggu, dan diberikan setelah ibadah selesai. Walaupun hal ini terhitung amat sangat jarang dilakukan di GKI Depok tetapi animo dan partisipasi jemaat dan simpatisan cukup tinggi. Banyak dari jemaat dan simpatisan mau meluangkan waktunya untuk mengisi Kusioner.

Hasil dari Kuesioner ini nantinya akan dijadikan acuan bagi Panitia untuk bisa memberikan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan Jemaat dan Simpatisan, termasuk memberikan edukasi yang lebih baik lagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Masa Raya Paska. Hasil ini juga akan dibeirkan kepada Majelis Jemaat sebagai bahan acuan dan pembelajaran untuk bisa mengerti kebuthan jemaat dan pada akhirnya dapat melayani jemaat GKI Depok lebih baik dari sebelumnya.

Suasana setelah pengisian Kuesioner setelah ibadah jam 06.00

Continue Reading...

Logo dan Rangkaian Kegiatan


Setelah melalui serangkaian pertemuan dan beberapa masukan logo yang ada maka dipilih logo Masa Raya Paska yang menggambarkan Tema, yaitu Life is a gift. Ada beberapa unsur di dalam logo yang mengandung beberapa arti:
  • Tangan di atas menggapai tangan yang di bawah dan telapak tangan yang dibawah dalam keadaan terbuka, maknanya adalah kehidupan kita adalah sebuah hadiah atau anugerah dari Tuhan. Seringkali kita berada dalam lembah kekelaman, tetapi Tuhan selalu siap menolong kita dengan menurunkan tangan Nya untuk menolong kita agar kembali terangkat walaupun terkadang keputusan ada di tangan kita sendiri, kita bisa memutuskan untuk menyambut pertolongan dengan memegang tangan Tuhan yang menolong kita, atau kita tetap memilih sebaliknya
  • Peta Dunia, maknanya adalah pertolongan ini untuk semua umat manusia di dunia
  • Gradasi Warna Ungu dan Putih, Warna Ungu bermakna mawas diri atau waspada. Dalam masa prapaska warna ungu berhubungan dengan sengsara dan wafat Tuhan Yesus. Sedangkan warna putih bermakna kesucian atau kemurnian yang ada dalam diri Tuhan Yesus
Sedangkan untuk gambar publikasi rangkaian kegiatan paska menggunakan gambar yang colorfull dan cerah semata untuk lebih terlihat catchy dan dengan demikian dapat menarik perhatian orang untuk bisa membaca dengan lebih seksama rangkaian kegiatan Masa Raya Paska dan pada akhirnya dapat aktif berpartisipasi dalam keikutsertaannya di dalam semua rangkaian kegiatan Masa Raya Paska.



Logo Kegiatan Masa Raya Paska

Rangkaian Kegiatan Masa Raya Paska

Continue Reading...

Sabtu, 01 Maret 2014

Pembentukan Panitia Masa Raya Paska

Sesuai dengan keputusan PMJ pada bulan Februari 2014 maka disahkan personalia kepanitiaan Masa Raya Paska 2014 yang bertugas sampai pada Pentakosta di bulan Juni 2014. Suatu rentang kepanitiaan yang bersifat temporer dan berdurasi panjang selama hampir 6 bulan sejak meeting pertama kali di bulan Januari 2014.

Tema kegiatan Masa Raya Paska tahun 2014 adalah Life is a gift
Sub Tema yang diambil adalah: Kebangkitannya membuat hidup lebih hidup (Galatia 5 :13)

Adapun sususan kepanitiaan Masa Raya Paska 2014 adalah:
Ketua                 : Sahat Farel Hasibuan
Sekretaris           : Zusanna MJ Woengow
                            Jessica Lesli Batubara
Bendahara         : Mariana Tambunan
                            Yulisa Kurniawati
Sie Acara           : Sihar Sianturi
                            Tri Ubaya
                            Sinthya Martha S
                            Lisbeth Yosephine DP
                            Imelda PM Simanjuntak
                            Kristiana Sri Utami
                            Aris Setiawan
                            Tim Liturgi (Pdt. Daniel Budiman, MJ Bid. Persekutuan, Semuger)
Sie Perlengkapan: Agus Priady
                            Budi Erwan
                            Lesman Batubara
                            Andreas Suwarno
                            Ismail Manik
Sie Dekorasi      : Umbu Marthin
                            Imam Mukhlis
Sie PubDok       : Arther Wondal
                           Bambang Tobing
Sie Konsumsi     : Venny Malonda
Sie Keamanan    : Firdaus Ginting
Pendamping       : Pnt. Ronaldo Gogo Simatupang








Continue Reading...