KENAIKAN TUHAN YESUS
Oleh R. 6090 S
Dalam tradisi Gereja, kenaikan Tuhan Yesus diperingati dan dirayakan 40
hari sesudah peristiwa Paska. Yesus yang disalibkan, wafat dan dimakamkan,
bangkit dari antara orang mati dan dimuliakan (”duduk disebelah kanan Allah
Bapa”). Kenyataan ini (berdasar cara bersaksi Matius–Paulus–Yohanes) sudah
menjadi nyata dalam penampakan-penampakan Kristus sesudah kebangkitanNya, yang
menyatakan kemenanganNya atas dosa dan maut. Penginjil Lukas (Kisah Para Rasul
1:1-14) menguraikan kenyataan yang sama dalam kisah tentang penampakan Yesus selama
40 hari yang diakhiri dengan penampakan khusus (pengutusan kepada para murid
Kisah Para Rasul 1:8).
Secara teologis, makna kenaikan ingin menyampaikan maksud yang secara
sederhana dapat kita pahami; murid-murid yang tetap percaya kepada Yesus
ditetapkan sebagai ”saksi-saksi” bahkan dalam rancangan yang ditentukan Allah
sebelumnya (Kisah Para Rasul 10:41). Oleh karena misi penebusan Yesus yang
konkrit di bumi ini sudah selesai, maka makna teologis selanjutnya hendaknya dapat
kita pahami; mengapa Yesus disaksikan oleh murid-murid naik ke Surga? Hal ini
untuk menunjukkan keyakinan; Yesus yang naik ke atas, kembali ke ”tempat” darimana
Ia berasal (secara Teologis dipahami bahwa Surga adalah tempat kediaman Allah).
Hal ini sekaligus juga bertujuan mengarahkan ”harapan” kemana tujuan akhir iman
orang-orang percaya bermuara (gambaran yang dinyatakan Yohanes 14:2 untuk
menyiapkan ”tempat kediaman abadi” bagi murid-muridNya).
Peristiwa kenaikan Yesus juga tidak kita pahami sebagai keterpisahan
Yesus dari murid-muridNya, karena pada kenyataan dasar pemahaman kita, Kristus
tidak terpisah dari umatNya, tetapi cara kehadiranNya selanjutnya, ada dalam wujud
”Roh Kudus” (yang akan bersaksi tentang Aku (Kristus), tetapi kamu juga harus
memberi kesaksian!” Yohanes 15:26).
(sumber: A. Heuken SJ;
Ensiklopedi Gereja II; H–Konp; Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta 1992,
hal.286-287)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar