PENTACOSTA
Pentakosta (Yunani : Penthkosth/j); terjemahan literer
”kelimapuluh”. Dalam tradisi Perjanjian Lama bangsa Yahudi, Pentakosta adalah
hari perayaan yang dilaksanakan pada hari ke-”limapuluh” setelah Paska/panen
hasil bumi. Artinya; Hari Raya Pentakosta merupakan pesta panen hasil bumi/hari
raya syukur atas hasil bumi yang sudah Allah berikan.
Bagi orang Kristen dalam tradisi Perjanjian Baru, Pentakosta adalah pesta
syukur turunnya Roh Kudus atas diri para Rasul (”murid-murid Kristus”) di
Jerusalem (Kisah Para Rasul 2:5) pada hari ”kelimapuluh” sesudah Paska kebangkitan
Yesus.
Dalam tradisi kepercayaan lahirnya Gereja, Pentakosta adalah hari
kelahiran Gereja sebagai buah panen/hasil dari sikap percaya/beriman kepada
Kristus yang bangkit yang mengaruniakan Roh Kudus (Yohanes 14:24-26 berelasi Kisah
Para Rasul 1:8). Untuk hal inilah hari Pentakosta dirayakan dan dinyatakan sebagai
hari Raya Gerejani besar.
Warna liturgis dalam perayaan Pentakosta adalah warna merah. Warna merah
menunjukkan wujud lidah-lidah api yang disebutkan dalam kesaksian Kisah Para
Rasul 2:2-13 sebagai karunia Roh Kudus
yang diberikan bagi murid-murid Kristus dalam mewartakan Injil kepada seluruh
bangsa dan segenap ciptaan.
(Sumber: A. Heuken SJ;
Ensiklopedi Gereja III; Kons–Pe; Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta 1993,
hal.344-345)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar