Jumat, 20 Juni 2014

Ucapan Terima kasih

Panitia Masa Raya Paska 2014 GKI Depok mengucapkan terima kasih buat Jemaat dan Simpatisan yang telah mengikuti rangkaian kegiatan Masa Raya Paska tahun 2014 ini yang dimulai pada ibadah Rabu Abu di tanggal 5 Maret 2014 dan berakhir pada ibadah Pentakosta di tanggal 8 Juni 2014.

Terima kasih juga kepada yang telah membaca blog ini sehingga bisa mengikuti kegiatan Masa Raya Paska 2014 dengan membaca informasi dan melihat gambar-gambar kegiatan di Blog ini.

Sampai bertemu di kegiatan Masa Raya Paska di tahun 2015.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.


Continue Reading...

Senin, 09 Juni 2014

Ibadah Pentakosta

Ibadah Pentakosta diadakan pada hari Minggu tanggal 8 Juni 2014 yang dibagi ke dalam 3 jam ibadah.
Dalam ibadah Pentakosta ini sebelum prosesi masuk diadakan arak-arakan membawa hasil bumi dengan tarian ala minangkabau yang dibawakan oleh Sela dan Peter.

Dekorasi menggunakan buah-buahan dan sayuran dengan nuansa Bali. Ibadah pagi dan siang dipimpin oleh Pnt. Gogo Simatupang dan ibadah sore dipimpin oleh Pdt. Daniel Budiman. Kotbah ibadah menjelaskan mengenai makna pentakosta di mana selain turunnya ROh Kudus juga adalah panen dalam arti panen jiwa-jiwa yang diselamatkan.









Continue Reading...

Rabu, 04 Juni 2014

Pentakosta

PENTACOSTA

Pentakosta (Yunani : Penthkosth/j); terjemahan literer ”kelimapuluh”. Dalam tradisi Perjanjian Lama bangsa Yahudi, Pentakosta adalah hari perayaan yang dilaksanakan pada hari ke-”limapuluh” setelah Paska/panen hasil bumi. Artinya; Hari Raya Pentakosta merupakan pesta panen hasil bumi/hari raya syukur atas hasil bumi yang sudah Allah berikan.
Bagi orang Kristen dalam tradisi Perjanjian Baru, Pentakosta adalah pesta syukur turunnya Roh Kudus atas diri para Rasul (”murid-murid Kristus”) di Jerusalem (Kisah Para Rasul 2:5) pada hari ”kelimapuluh” sesudah Paska kebangkitan Yesus.
Dalam tradisi kepercayaan lahirnya Gereja, Pentakosta adalah hari kelahiran Gereja sebagai buah panen/hasil dari sikap percaya/beriman kepada Kristus yang bangkit yang mengaruniakan Roh Kudus (Yohanes 14:24-26 berelasi Kisah Para Rasul 1:8). Untuk hal inilah hari Pentakosta dirayakan dan dinyatakan sebagai hari Raya Gerejani besar.
Warna liturgis dalam perayaan Pentakosta adalah warna merah. Warna merah menunjukkan wujud lidah-lidah api yang disebutkan dalam kesaksian Kisah Para Rasul  2:2-13 sebagai karunia Roh Kudus yang diberikan bagi murid-murid Kristus dalam mewartakan Injil kepada seluruh bangsa dan segenap ciptaan.


(Sumber: A. Heuken SJ; Ensiklopedi Gereja III; Kons–Pe; Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta 1993, hal.344-345)






Continue Reading...

Kenaikan Tuhan Yesus

KENAIKAN TUHAN YESUS
Oleh R. 6090 S

Dalam tradisi Gereja, kenaikan Tuhan Yesus diperingati dan dirayakan 40 hari sesudah peristiwa Paska. Yesus yang disalibkan, wafat dan dimakamkan, bangkit dari antara orang mati dan dimuliakan (”duduk disebelah kanan Allah Bapa”). Kenyataan ini (berdasar cara bersaksi Matius–Paulus–Yohanes) sudah menjadi nyata dalam penampakan-penampakan Kristus sesudah kebangkitanNya, yang menyatakan kemenanganNya atas dosa dan maut. Penginjil Lukas (Kisah Para Rasul 1:1-14) menguraikan kenyataan yang sama dalam kisah tentang penampakan Yesus selama 40 hari yang diakhiri dengan penampakan khusus (pengutusan kepada para murid Kisah Para Rasul 1:8).
Secara teologis, makna kenaikan ingin menyampaikan maksud yang secara sederhana dapat kita pahami; murid-murid yang tetap percaya kepada Yesus ditetapkan sebagai ”saksi-saksi” bahkan dalam rancangan yang ditentukan Allah sebelumnya (Kisah Para Rasul 10:41). Oleh karena misi penebusan Yesus yang konkrit di bumi ini sudah selesai, maka makna teologis selanjutnya hendaknya dapat kita pahami; mengapa Yesus disaksikan oleh murid-murid naik ke Surga? Hal ini untuk menunjukkan keyakinan; Yesus yang naik ke atas, kembali ke ”tempat” darimana Ia berasal (secara Teologis dipahami bahwa Surga adalah tempat kediaman Allah). Hal ini sekaligus juga bertujuan mengarahkan ”harapan” kemana tujuan akhir iman orang-orang percaya bermuara (gambaran yang dinyatakan Yohanes 14:2 untuk menyiapkan ”tempat kediaman abadi” bagi murid-muridNya).
Peristiwa kenaikan Yesus juga tidak kita pahami sebagai keterpisahan Yesus dari murid-muridNya, karena pada kenyataan dasar pemahaman kita, Kristus tidak terpisah dari umatNya, tetapi cara kehadiranNya selanjutnya, ada dalam wujud ”Roh Kudus” (yang akan bersaksi tentang Aku (Kristus), tetapi kamu juga harus memberi kesaksian!” Yohanes 15:26).



(sumber: A. Heuken SJ; Ensiklopedi Gereja II; H–Konp; Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta 1992, hal.286-287)
Continue Reading...