Rabu, 16 April 2014

Minggu Prapaska VI

Minggu prapaska VI atau biasa dikenal dengan minggu palmarum merupakan minggu terakhir dari prapaska yang nantinya ditandai dengan pekan suci paska.

Minggu prapaska VI di GKI Depok dihadiri meriah oleh banyak jemaat dengan melambaikan daun palem menyambut kedatangan Yesus di Yerusalem yang ditandai dengan prosesi para panitia menggunakan pakaian adat.

Continue Reading...

Jumat, 04 April 2014

Sejarah Telur Paskah

Artikel Seputar Paska

Sejarah Telur Paskah




Paskah Kristen senantiasa dicirikan dengan telur Paskah. Sejarah telur Paskah ini beragam. Ada yang mengatakan dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa dan Persia. Kala itu orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandai dimulainya tahun yang baru.
Ada juga yang mengatakan sejarah telur Paskah dari Raja Edward I dari Inggris (1307). Yang lain mengatakan tradisi telur paskah berawal dari sebuah promosi perusahaan penghasil permen di Eropa, permen itu berbentuk telur menggunakan momen Paskah. Telur paskah juga diyakini berasal dari tradisi Amerika, di mana perayaan Paskah kerap dibarengi dengan migrasi Burung Undan yang meninggalkan banyak telur di kebun.

Makna Telur Paskah

1. Kebangkitan Kristus
Ritual Romawi mempunyai tata cara khusus untuk pemberkatan telur-telur Paskah:
“Kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, untuk menganugerahkan berkat-Mu atas telur-telur ini, menjadikannya makanan yang sehat bagi umat beriman, yang dengan penuh syukur menyantapnya demi menghormati Kebangkitan Tuhan kami Yesus Kristus.”
Makna telur Paskah yang terutama adalah menegaskan Kebangkitan Yesus Kristus. Sebagaimana Kristus bangkit dari kematian dan keluar dari kuburan (berbentuk bundar), begitupun dari dalam telur muncul anak ayam yang hidup. Media telur Paskah untuk memberitakan kebangkitan Yesus Kristus sangat efektif dan efisien di zaman sekarang, termasuk dikala penguasa dunia melarang Nama itu disebut.

2. Kehidupan Baru
Makna telur Paskah selanjutnya adalah adanya kehidupan baru. Kehidupan baru ini ditandai dengan menanggalkan manusia lama (keinginan daging) dan mengenakan manusia baru (hidup oleh Roh dan berbuah Roh). Bagi para leluhur kita yang belum mengenal ajaran Kristiani, sungguh merupakan peristiwa yang menakjubkan menyaksikan suatu makhluk hidup yang baru muncul dari suatu obyek yang tampaknya mati. Kehidupan baru ini mengingatkan umat Kristen untuk hidup dalam kasih Tuhan dan menghasilkan buah-buah Roh dalam kehidupan ini (kasih & buah Roh, lih. 1Kor 13:1-13, Gal 5:22-26).

3. Pengorbanan Ceria
Telur paskah bermakna pengorbanan ceria berdasarkan keceriaan Tuhan berkorban demi kebahagiaan umat manusia. Pengorbanan ceria ini dipraktekkan para orangtua ketika merelakan telur ayam diberikan kepada anak-anak sebagai hadiah Paskah. Kebiasaan ini berakar kuat di Jerman di mana telur-telur disebut “Dingeier” (telur-telur yang “dihutang”). Berikut adalah salah satu pantun anak-anak Austria ketika minta telur Paskah:

“Kami menyanyi, kami menyanyi lagu Paskah: Tuhan membuatmu sehat, kuat dan pintar. Penyakit dan badai dan segala yang jahat kiranya jauh dari kerabat, dan ternak dan ladang. Sekarang, berilah kami telur, yang hijau, yang biru dan yang merah; jika tidak, anak-anak ayammu akan mati semuanya”.
Pengorbanan Ceria ini juga dipraktekkan orang-orang dewasa Irlandia. Mereka berbagi berkat dengan memberi hadiah telur ditentukan menurut peribahasa kuno di kalangan rakyat Irlandia:
“Satu telur untuk pria sejati; dua telur untuk pria terhormat; tiga telur untuk yang miskin; empat telur untuk yang termiskin/pengemis.”
Pengorbanan ceria ini tentu tidak hanya berlangsung pada masa Paskah. Umat Kristen Modern terpanggil menjadikan pengorbanan ceria (bukan dgn terpaksa/sungut) sebagai karakter diri setiap hari.

4. Pemulihan Paskah (lewati masa beku)
Di negri yang mengenal 4 musim, telur merupakan simbol pergantian musim dingin yang membekukan ke musim semi. Orang Persia biasa saling menghadiahkan telur pada saat equinox musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru. Telur Paskah bermakna pemulihan bagi orang yang mengalami kebekuan hati, kepahitan hati, atau kedukaan. Kasih kembali dihangatkan untuk menikmati indahnya kehidupan, bertumbuh dan berbunganya tumbuh-tumbuhan. Bila anda sedang melihat telur Paskah, sadarilah bahwa Tuhan sedang memulihkanmu. Kesadaran itu akan mengundang senyumanmu.

5. Pencerahan Paskah (masuk musim cerah)
Di kebanyakan negara, telur-telur diberi warna polos dengan pewarna dari tumbuh-tumbuhan. Di kalangan orang Chaldean, Syria dan Yunani, kaum beriman saling menghadiahkan telur-telur berwarna merah demi menghormati darah Kristus. Warna-warna cerah yang menghiasi telur Paskah bermakna pencerahan. Pencerahan ini kita butuhkan dalam kegelapan hati dan pikiran. Kecerahan hati dan pikiran akan membuat kita menikmati hidup ini dalam suka maupun duka.

So, makna telur Paskah begitu dalam. Mari, meriahkan Paskah seperti Natal (selama 40 hari masa Paskah) dengan cara sederhana namun bermakna: berbagi telur Paskah.

(sumber: paulusmtangke.wordpress.com)


Continue Reading...

Selasa, 01 April 2014

Minggu Prapaska IV

Pada minggu Prapaska IV dilaksanakan di dalam 3 jam ibadah dan semua dipimpin oleh Pdt. Martua Risman Kurniadi.

Pada minggu Prapaska IV ini panitia Masa Raya Paska menambahkan dekorasi berupa ranting yang ditempel beberapa origami, gantungan origami di pintu, dan juga kawat yang dibentuk ikan yang digantung dengan beberapa origami.

Selain itu juga Panitia mengadakan kelas membuat origami ke kelas-kelas Sekolah Minggu, dan kegiatan ini mendapatkan respond yang antusias dari anak-anak Sekolah Minggu maupun kakak guru Sekolah Minggu. Mereka ikut aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan masa saya paska dengan membuat origami bentuk ikan.

Sementara itu bagian publikasi juga membuat sticker yang bergambar logo masa raya paska yang diberikan ke semua jemaat di semua jam ibadah. Di bawah ini adalah gambar-gambar kegiatan minggu Prapaska IV terutama kegiatan kelas membuat origami di Sekolah Minggu.











Continue Reading...

Dekorasi Pra Paska IV

Pada minggu prapaska IV Panitia Masa Raya Paska membuat dekorasi berupa pot yang berisi ranting yang ditaruh di altar, gantungan origami dan juga ikan yang terbuat dari kawat yang nantinya akan diisi dengan origami.

Daun kering dipasang di rail balkon

Dekorasi berupa daun kering yang diletakkan di lantai altar, dan
kain penutup meja, piano, organ warna ungu

Ranting kering yang dipasang di pot di altar yang ditempelkan beberapa origami 

Origami yang digantung di pintu samping

Continue Reading...